What I Wants and Needed

What I Wants and Needed
What ever....I just wanna be a Good Woman

Rabu, 18 Januari 2012

The Tears of my heart

I slumped back
The depth of sense of in an uncertain
Grief tore at the soul
When I wanted to lean my heart on one's
From which I hope to have compassion and love are intact and truly sincere, but I can not get it

Did I expect too much?
Because the perfect look for someone who is not easily found

 



Love is not always beautiful and often painful
I used to not care about the love 

And I do not know what love is like and how is it love?
But when I thought I had found the love of it,  
Why did I feel the heartache and grief experienced repeatedly?
I thought I'd find happiness as I expected and I wanted as I was looking for this 

Apparently I'm disappointed .....
Though I have given all my heart, my soul, my feelings, and my life totally for love
I only cry and blame myself
And I felt like the stupidest human being on this earth
Why should I risked everything just for a love that was making me suffer and hurt ...



Now I only feel regret for my own self
And I will never again believe in love
Although it is not easy for me to delete it and forget about it from my life ...
 

Now my heart is always tears every time.... 



Wednesday, January 18. 2012, at : 09:00am

Jumat, 02 Desember 2011

Growing up

For a long time I never see my blog
But today I missed my blog
hello .... how are you ....?
 

I want to say something and whatever it is
About my feelings, my mind and what I want to...
About my dream and my fantasy


 




Today I tell you about my fantasy for so many years ago
I always fantasized being a little girl
The always gloomy and solitary
Playing in the meadow and pick wild flowers
Playing with small birds
And sitting on the edge of the lake where the water is green
 


 When it rains I run around the middle of the prairie
Letting my face, my hair and my body soaking wet
After that I would come home and bathe in warm water and then drink a cup of hot chocolate and sit in front of the fireplace
Listen to the hum of my own until I fall asleep
hmmm .........
 


 Then I spent my days until the time came a princely kind and loving toward me with great warmth
Wiping my tears, stroking my hair full of tenderness and cheer me with him ​​melodious voice and gently
And then I'll live happily forever with him


hmm.... now I remember that and wide smile my self

Senin, 11 Juli 2011

Hanya sekedar cerita usang yang tak jelas

Bukan sanjungan atau pujian semu
Kutak butuh itu
Katakan saja tentang kejujuran hati
Pada siapa engkau berbagi sapa dan makna
Karena hidup bukan hanya sekedar canda dan tawa
Walau juga bukan untuk disesali atau ditangisi


Biarkan saja semua berjalan apa adanya
Seperti air mengalir dengan riak gelombangnya
Ketika harus mendaki atau menuruni jalan terjal
hanya keseimbangan yang kau butuhkan agar tak jatuh

Ingin kubercerita pada dunia 
Namun tak banyak kata yang kupunya
Sedang smua cerita penuh sesaki  diri
Hanya tenggelam didasar jurang sepi tak bertepi
Dan kubiarkan saja cerita berjejalan hingga seseorang menemukannya
Ketika ia melongok kebawah nanti mencoba menyusuri tepian jurang sepi 


Jikalau takkan pernah ada yg tahu .... biarkan jadi harta karun terpendam
Hingga akhir zaman, 
dan menjadi nisan tak bertuah....


Senin, 11.07.2011, 13:30 pm

Selasa, 21 Juni 2011

"Teguran Satu Menit" (Parenting - Disiplin)

Ini adalah salah satu metode/ trik dalam mendidik anak-anak kita, dalam hal menegur anak.
Teguran tak perlu diulang-ulang. Pujianpun demikin. Meskipun kelihatan Cuek/acuh, sama sekali tak berarti anak tak memperhatikan nasihat orangtuanya.

Orang menamakan metode ini sebagai "teguran satu menit" karena memang dalam pelaksanaannya memakan waktu tak lebih dari satu menit. Selama sepuluh tahun metode ini diuji, rupanya memperoleh hasil luar biasa. Tetapi pelaksanaannya bukannya mudah, apalagi bagi orangtua yang baru petamakali mencoba. Tak jarang anakpun menunjukkan reaksi awal yang buruk ketika orangtuanya menggunakan metode ini. Tetapi bila orangtua punya tekad yang teguh dan ikhlas, segalanya akan segera kembali stabil dan Insya Allah membuahkan hasil baik.

Pelaku dan Perilaku.
     Sebagai kunci pembuka untuk mempelajari metode pendidikandisiplin ini, adalah membedakan antara "pelaku" dan "perilaku". Yang disebut "pelaku" adalah individu anak yang sedang melakukan sesuatu. Sedang "perilaku" menggambarkan kegiatan yang sedang dilakukan itu. Misalnya Iwan memukul kucing. Iwan sebagai "pelaku"  dan "perilaku" nya adalah memukul kucing.
     
Setelah kita pandai membedakan antara kedua batasan ini dalam setiap kejadian, maka kita beranjak kepada pemahaman lain bahwa diantara keduanya tidak akan selalu mempunyai konotasi yang sama baiknya. Bila "perilaku' memukul kucing mempunyai konotasi buruk, tidak berarti Iwan sebagai "pelaku" turut memperoleh konotasi buruk pula.
     
Orangtua tidak pernah boleh membeikan konotasi buruk kepada "pelaku" yaitu anak-anaknya, seburuk apapun "perilaku" mereka. Orangtua hanya boleh berperasaan bahwa saat itu anak sedang khilaf, teledor, atau lupa sehingga mereka melakukan "perilaku" buruk. Tetapi pada hakikatnya anak-anak itu tetaplah baik, tetap anak yang shaleh, sehingga kelak akan kembali menunjukkan "perilaku" yang baik. Bukankah ajaran Islam melarang kita su'uzhzhan atau berprasangka buruk kepada siapapun?.
     
Allah swt telah berfirman bahwa " Dia akan mengikuti prasangka hamba -NYA".  Manusia yang selalu berprasangka baik kepada Allah betapapun besar takdir buruk yang ia terima, akhirnya akan menemukan bukti kebaikan Allah kepadanya. Sebaliknya orang yang terus menuduh Allah tidak adil, tidak mau mengabulkan do'a, tidak menepati janji, maka sungguh Allah akan berlaku seperti yang diprasangkakan itu kepada orang tersebut.
     
Rumus senada denga itu berlaku dalam hubungan orangtua dengan putra putrinya. Mengapa? Dalam fase perkembangannya, anak sedang berada dalam masa-masa mencari identitas diri, mencari kepercayaan diri. Proses pencariannya bersumber kembali kepada orangtuanya sebagai orang terdekat dengan dirinya. Maka informasi dari orangtualah yang ia pegang sebagai sesuatu yang pasti benar. Itu sebabnya orangtua tak pernah nakal, malas, maupun membangkang. Orangtua harus menanamkan sedalam mungkin dipikirannya bahwa anaknya adalah anak yang baik dan shalih, dimanapun dan kapanpun, dalam situasi bagaimanapun. Adapun jika mereka berbuat buruk, maka sesungguhnya yang buruk adalah "perilaku" nya bukan "pelaku" nya.

Kepercayaan Positif.
     Setelah kunci pembuka dipahami, kita akan melangkah pada tahap menularkan perasaan orangtua kepada anak-anaknya. Mereka juga harus selalu yakin bahwa mereka adalah anak baik. Keyakinan ini sedikit demi sedikit melekat, bertahan selama bertahun-tahun, semakin hari kian terpatri kuat hingga akhirnya menumbuhkan kepercayaan pada dirinya bahwa mereka memang anak baik-baik. Ini biasa kita sebut kepercayaan diri yang positif.
     
Sebaliknya orangtua yang terus menerus memberikan persangkaan dan julukan yang buruk bagi anak, akan tertanam pada diri anak, bahwa dirinya memang seperti apa yang sering diucapkan orangtuanya. Harga yang ia berikan kepada dirinya sendiri adalah harga yang buruk. Kepercayaan diri yang negatif. Anak seperti ini tak akan lagi merasa malu dan rikuh apalagi merasa bersalah bila dikatakan sebagai anak nakal, bengal, pembangkang dan pengganggu.
     
Itulah sebabnya sangat penting bagi orangtua untuk tidak mempunyai prasangka buruk terhadap anak mereka. Sebab walaupun sekedar persangkaan dalam hati saja bisa terbaca oleh anak. Karena seringkali perasaan orangtua tercermin lewat perilakunya tanpa disadarinya, sehingga bisa dirasakan anak.

Merasa Bersalah
     Apabila perasaan orangtua terhadap anak sudah bisa selalu positif, maka usahakan agar anak turut merasakan hal ini, untuk selanjutnya meyakininya. Ketika seorang anak berbuat kesalahan orangtua harus menegur "perilaku" tersebut tanpa mencela "pelaku"nya. Anak harus mengerti akan kesalahan "perilaku"nya. Mereka merasa bersalah akan "perilaku" mereka yang jelek, tetapi tetap senang pada diri mereka yang baik.
     
     Ini adalah upaya berikutnya dalam metode disiplin ini, yaitu menegur anak-anak agar mereka merasa bersalah akan "perilaku" mereka yang jelek, tetapi tetap merasa senang terhadap diri sendiri yang baik. Cara terbaik agar anak bisa merasa bersalah akan perilaku yang jelek bisa ditempuh dengan cara mnunjukkan perasaan kecewa dan marah yang dirasakannya dengan sejelas-jelasnya. Bisa dengan mimik muka penuh emosi, kata-kata yang tajam dan kasar. Orangtua menyatakan dengan jelas perasaannya terhadap perilaku si anak.

Jangan Diulang
     Tujuan kita menunjukkan perasaan kecewa dan amarah dengan jelas atas perilaku buruk anak adalah dengan maksud agar anak mengerti perasaan orangtua tentang perilaku anak yang buruk itu. Disisi lain diharapkan dalam diri anak sendiri akan timbul perasaan yang tidak enak menghadapi kemarahan orangtuanya.
     
     Kita bisa melihat bahwa yang dibutuhkan orangtua untuk menunjukkan perasaannya tak lebih dari setengah menit. Cukup dinyatakan sekali saja, anak biasanya sudah bisa memahami perasaan orangtua. Bila pernyatan diulang-ulang justru akan menimbulkan kebosanan, dan anak merasa digurui. Cara mendisiplinkan anak seprti itu tidak efisien.
     
     Banyak orangtua yang merasa perlu memberi nasehat panjang lebar terhadap kesalahan anaknya karena menangkap kesan anak tidak peduli dengan apa yang dikatakan orangtua. Anak-anak itu berbuat seakan tak mendengar omelan orangtuanya. Tingkah anak seperti itu lalu membuat orangtua jengkel dan meangsang untuk semakin memperpanjang dan mengulang-ulang nasihat semata untuk melampiaskan kejengkelan.
     
     Sekali lagi sikap orangtua sebenarnya cukup diucapkan sekali, ditunjang ekspresi wajah dalam waktu tak lebih dari setengah menit, inilah bagian awal darimetode disiplin yang disebut  "Teguran Satu Menit" itu. Selanjutnya akan terciptakan suasana yang tidak menyenangkan bagi anak. Orangtua diam sejenak agar suasana yang tidak enak ini benar-benar dirasakan anak. Manfaatkan waktu ini untuk menarik nafas panjang, seakan telah usai menyelesaikan tugas berat berupa pengungkapan rasa kecewa atas perilaku anak yang buruk.

Tetap Baik
     Bagian berikutnya adalah saat mengungkapkan kebenaran lain selain kebenaran pertama yang telah dikatakn terdahulu. Kebenaran yang kedua adalah bahwa diri anak-anak sebagai "pelaku" sebenarnya tetap baik. Bahwa orangtua tetap mencintai sepenuh hati, karena diri anak-anak sesungguhnya tetap shaleh.          
     
Bagian kedua ini harus diucapkan orangtua dengan ekspresi wajah penuh kasih sayang dan kelembutan, Bila perlu peluk dan ciumpun bisa diberikan. Tujuannya, agar anak bisa langsung merasakan bahwa bagaimanapun buruknya perilaku mereka, ternyata orangtua tetap mencintai dirinya yang tetap baik itu. Pernyataan inipun tak lagi perlu diulang-ulang, tetapi cukup dalam setengah menit.
     
Harus diakui, satu menit ini sama sekali tidak mudah. Memang tidak mudah menampakkan dua perasaan sekaligus dalam waktu sesingkat itu. Ungkapan perasaan marah dan perasaa kasih sayang. Orangtua yang baru pertama kali mencoba merasa bermain sandiwara. Tetapi Insya Allah, bila tekad sudah bulat dan metode dijalankan istiqomah, hasilnya sungguh mencengangkan.

Harga Diri.
     Keuntungan "Teguran Satu Menit" ini banyak sekali. Yang pertama tentunya melatih disiplin anak-anak untuk bisa meninggalkan perilaku yang buruk. Bagaimana penjelasannya?      
     
    - Dalam setengah menit yang pertama, anak mengerti bahwa tindakannya yang buruk telah membuat orangtuanya kecewa dan marah. Maka akan masuk kedalam memorynya mana peilaku yang baik dan mana yang buruk.
     
    - Selanjutnya dalam setengah menit yang kedua, mereka menemukan kembali harga dirinya yang positif sebagai anak yang baik. Mereka sangat menikmati belai kasih orangtua dalam selang waktu yang singkat ini. Buahnya, mereka menjadi senang dan bangga terhadap dirinya sendiri yang baik seperti kata orangtuanya. Satu hal penting yang tak boleh dilupakan orangtua adalah bahwa semakin ank menyenangi dirinya sendiri, semakin mau berperilaku lebih baik.
      
     Keuntungan lainnya adalah, anak akan meniru apa yang diperbuat oleh ayah ibunya. Mereka semkin berani menunjukkan perasaan mereka terhadap segala sesuatu, baik perasaan baik maupun buruk. Karena sudah mendapat jaminan bahwa tak akan dicerca oleh orangtua. Maka komunikasi akan menjadi terbuka dan akrab. Tak ada lagi beban untuk berbicara tentang segala sesuatu dengan ayah ibunya.
    
Selamat mencoba, silahkan menjadi "Orangtua Satu Menit" dan nikmati hasilnya.



Senin, 21.06.2011, 03:15 am




Kamis, 02 Juni 2011

Rinduku PadaMU.....

Dadaku berdegup kencang .....
Ketika seorang sahabat mengingatkan ini mulai masuk bulan Rajab.

 
Yaa Allah.... yaa Rabb........
Gemuruh riak gelombang rasa menyergapku
Ada haru biru penuhi relung bathinku
....

Mengingatkanku akan masa-masa itu...
Merindukan smua kenangan bersamaMU....
DekapMU, PelukMU, hangatMU, dekat denganMU...
Bulir airmata mengembang dipelupuk, dadaku luruh luluh

 
Ya Allah.....
Nistaku, khilafku, dosaku, alpaku.........
Masih pantaskah aku menangisi smua itu ??
 
Wahay pemilik nyawaku........
Betapa lemahnya diriku ini.........

 
Berikan hambaMU ini snantiasa kesempatan tuk kembali padaMU,
Kembali pada fithrah RidhoMU.
Berikan aku CintaMU, karena ku slalu mengharap CintaMU..........

 


by : Aisyah Khadijah

Note:
Kumerindukan suasana dan aura saat2 Puasa, 
terutama ketika puasa Rajab dan Sya'ban sebanyak yang mampu kita lakukan dan kemudian Ramadhan.
Dibulan Sya'ban Rasulullah saw lebih banyak berpuasa sunnah dibanding bulan yg lain.
Terkadang beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.

Rabu, 01 Juni 2011

Just one Name is ALLAH in my Deeply Heart

JUST ONE NAME is ALLAH in MY Deeply Heart....
 Hanya ada Satu Nama yaitu ALLAH Swt di dalam Lubuk Hatiku...

Yaa Allah....Yaa Robb.....
Tiada lain yang kusebut hanya namaMU....
Walau serapuh apapun Imanku....
Walau selemah apapun Imanku....
Walau sedangkal apapun Imanku....
Aku berharap Engkau senantiasa ada dan bersemayam jauh dilubuk hatiku, jiwaku dan kalbuku juga pikiranku....
Mengisi segenap relung-relung hati dan kalbuku
Memenuhi jiwa dan pikiranku....
Aku tak berani mengatakan Aku mencintaiMU yaa Robb...
Karena hamba sadar hamba belum mampu sepenuhnya dan dan seutuhnya penuhi segala titahMU dan belum sempurna jalankan kewajiban Hamba sebagai HambaMU....
Ampuni hamba yang lemah, rapuh dan dangkal ini
 
Yaa Allah,.... yaa Rabb....
Disaat sunyi sepi diheningnya malam
Disaat kusungkurkan wajahku dalam sujud
Betapa Engkau hadir dalam hati dan pikiranku
Aku bayangkan Engkau mengelus kepalaku
Dengan kelembutanMU... dan kasih sayangMU...
Airmataku berlinang.... basahi mataku...
 
Selama ini, Aku mencari-cari tongkat ajaib yang dapat menopang dan membimbingku disaat ku hilang kendali dan tanpa arah tujuan...
Yang dapat menunjukkanku jalan kebenaran dan kedamaian...
Tetapi aku sadar kini....
Tak ada tongkat ajaib itu didunia ini
Karena dia sendiri dapat patah dan lapuk
Jadi jangan cari tongkat itu
Karena hanya ada seutas tali tmpat bergantung...
Berpegang pada tali Allah semata....
Ulurkan tali itu hingga sampai padaNYA
Walau serapuh apapun, selemah apapun talimu, dia berujung padaNYA
Itulah Tali kalbuMU dan tali jiwaMU....
Jangan biarkan talimu putus dariNYA
Karena itulah yang menghubungkanmu denganNYA
Sejauh apapun tersesat dan dan terjatuh dalam lembah dan jurang,
Jika masih ada talimu terikat padaNYA maka DIA akan tahu....
Saat talimu mengendur DIA tetap melihatMU.....
Dan disaat talimu mengejang kencang karena jatuh kedalam jurang....
DIA menarikmu perlahan dan menolongmu keluar
Dan saat melihat DIA menarik talimu dan menolongmu....
Engkau bersyukur dan menangis karena masih ada yang menyelamatkanmu.....
Engkau akan berlari dan mendekapNYA, membenamkan tubuh dan jiwamu dalam dekapanNYA.....
Rasakan betapa DIA mengasihimu, menyayangimu dan mencintaimu....
Engkau tak mampu berkata apapun dan hanya menyebut namaNYA
Yaa ALLAH.....yaa RABB.....
Dan tanpa terasa airmatapun berlinang.....


Note: 
Ketika hidupmu hampa dan tak tahu harus bagaimana, ingatlah Allah snantiasa bersamamu, kasih sayangNYA tiada batas....Dia Maha Pengasih dan Penyayang.





Senin, 30 Mei 2011

Jejak


Jejak jejas langkah kaki tak jelas tapaknya
Dalam, dangkal atau samar
Tetapi slalu ada dan terlihat
Dimanapun, disuatu tempat
Disini, disana, disitu, jauh atau dekat

Terkadang terlihat ceceran luka
Ketika luka terlalu dalam
Nanah dan darahnya tergenang
Pada jejak tapak yang dalam

Sesakit apakah itu..?
Hanya pemilik jejak yang tahu
Kita hanya bisa melihat tanpa dapat merasai
Yang pasti ada jejak yang tertinggal dari stiap orang
Entah meninggalkan luka atau tidak 


Note:
Apapun langkah kita baik atau buruk akan tercatat dalam riwayat hidup kita, terkadang tak seorangpun tahu. Namun yang pasti Tuhan dan kita tahu, ada petangggung jawaban diakhiarat kelak....